Tulis dan Sunting

Instagram, Bukan Hanya Tempat Pamer Foto

Pada awal kemunculannya, saya sama sekali tidak tertarik untuk membuat akun Instagram. Untuk apa gitu ya, pikir saya. Namun, seiring dengan dinamika pekerjaan, saya mulai berpikir untuk membuatnya. Pasalnya, perusahaan tempat saya bekerja sering diminta membuat artikel tentang Instagram. Belum lagi, dibuka pula lini caption Instagram, yaitu perusahaan kami menawarkan jasa pembuatan caption Instagram. Hal tersebut tentu membuat saya harus melek informasi tentang media sosial yang satu ini. Selanjutnya, mengikuti model belajar saya, saya merasa harus ‘nyebur’ untuk lebih memahami seluk beluk Instagram.

Salah satu model permainan yang populer di Instagram

Karena diniatkan untuk riset, saya masih belum mengunggah apa pun di akun tersebut. Saya hanya menjadi pengguna pasif: tidak mengunggah apa pun, tidak memberikan komentar, tidak follow akun mana pun, dsb. Lalu, apa yang saya lakukan di sana? Saya mengamati berbagai aktivitas pengguna Instagram, mencoba memahami fitur-fiturnya, dan menikmati berbagai unggahan pengguna lain.

Pengalaman tersebut membantu saya meresapi perbedaan Instagram dengan media sosial lainnya.
Setelah merasa cukup mengeksplorasi, saya lantas berpikir untuk mulai mengunggah sesuatu. Karena saya tidak mengikuti siapa pun dan juga tidak memiliki pengikut, saya memandang platform ini sebagai wadah yang baik bagi saya menjajal dan mempelajari hal-hal baru. Saya mulai mengunggah sesuatu di sana, sekitar dua tahun setelah membuat akun tersebut.

Membuat sesuatu dan menyebarkannya ke publik tanpa terikat label profesi tampaknya juga membantu saya relaks dari berbagai tekanan hidup maupun pekerjaan. Saya pun lebih leluasa menjalin relasi dengan orang-orang baru di luar ceruk yang biasa saya tekuni. Jadi, sekilas, tidak akan tampak hubungan apa pun antara akun Instagram saya dengan dunia menulis ataupun penyuntingan.

Orang-orang yang mengenal saya, lalu menemukan saya di Instagram, mungkin merasa terkejut karena saya di dunia Instagram sangat-sangat di luar perkiraan. Terang saja, di sana saya mengeksplorasi, berproses, dan bukan membagikan hasil akhir. Aneka proses di sana membantu saya memeperoleh ide-ide dan mengasah kemampuan, baik di bidang karya tulis ataupun lainnya.

Sampai sekarang, alhamdulillah, berikut ini beberapa buah aktivitas saya di Instagram:

  1. Praktik membuat desain, inilah unggahan-unggahan awal saya di Instagram.
  2. Belajar memotret, meski hanya berupa buku-buku suntingan saya.
  3. Berkenalan dengan dunia sketsa, menemukan benang merah antara dunia sketsa dan menulis.
  4. Memahami sudut pandang baru dalam melihat suatu objek. Misalnya, ketika melihat pohon, hasil nalar tulisan saya saat memosisikan diri sebagai pembuat sketsa akan berbeda dengan nalar tulisan saya saat menjadi penulis, praktisi bahasa, ataupun insinyur.
  5. Belajar menulis dan mengungkapkan pendapat menggunakan bahasa asing, serta berkomunikasi aktif dengan penutur asing.

Jadi, jika Anda mengharapkan berbagai tip literasi di sana, kemungkinan besar tidak akan Anda temukan secara tersurat. Kalau secara tersirat? Mungkin. 🙂

Leave a comment